Monday 19 November 2012

Persyaratan Benang / Regulations of Yarn

Persyaratan Benang

Persyaratan Benang

Benang dipergunakan sebagai bahan baku untuk membuat bermacam-macam jenis kain termasuk bahan pakaian, tali dan sebagainya. Supaya penggunaan pada proses selanjutnya tidak mengalami kesulitan, maka benang harus mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu antara lain ialah :
      1.   kekuatan,
      2.   kemuluran dan
      3.   kerataan.

    1-  Kekuatan Benang

Kekuatan benang diperlukan bukan saja untuk kekuatan kain yang dihasilkan, tetapi juga diperlukan selama proses pembuatan kain. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ini ialah :

     1.   Sifat-sifat bahan baku antara lain dipengaruhi oleh :

- Panjang serat
Makin panjang serat yang dipergunakan untuk bahan baku pembuatan benang, maka makin kuat benang yang dihasilkan.

- Kerataan panjang serat semakin rata serat yang dipergunakan, artinya makin kecil selisih panjang antara masing-masing serat, makin kuat dan rata benang yang dihasilkan.

- Kekuatan serat
Makin kuat serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan.

- Kehalusan serat
Makin halus serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan. Kehalusan serat ada batasnya, sebab pada serat yang terlalu halus akan mudah terbentuk neps yang selanjutnya akan mempengaruhi kerataan benang serta kelancaran prosesnya.

   2.   Konstruksi benang antara lain dipengaruhi oleh :

    -      Jumlah antihan
Jumlah antihan pada benang menentukan kekuatan benang, baik untuk   benang tunggal maupun benang gintir.
Untuk setiap pembuatan benang tunggal, selalu diberikan antihan seoptimal mungkin, sehingga dapat menghasilkan benang dengan kekuatan yang maksimum.
Kalau jumlah antihan kurang atau lebih dari jumlah antihan yang telah ditentukan, maka kekuatan benang akan menurun.


    -      Nomor benang
    Jika benang-benang dibuat dari serat-serat yang mempunyai panjang, kekuatan dan sifat-sifat serat yang sama, maka benang yang mempunyai nomor lebih rendah, benangnya lebih kasar dan mempunyai kekuatan yang lebih besar, daripada benang yang mempunyai nomor lebih besar.

    2-  Mulur Benang

Mulur ialah perubahan panjang benang akibat tarikan atau biasanya dinyatakan dalam persentasi terhadap panjang benang. Mulur benang selain menentukan kelancaran dalam pengolahan benang selanjutnya, juga menentukan mutu kain yang akan dihasilkan. Benang yang mulurnya sedikit akan sering putus pada pengolahan selanjutnya. Sebaliknya benang yang terlalu banyak mulur akan menyulitkan dalam proses selanjutnya. Kalau panjang benang sebelum ditarik = a (cm) dan panjang benang pada waktu ditarik hingga putus = b (cm),

maka mulur benang tersebut = x100%
b a
                               a
Mulur pada benang dipengaruhi antara lain oleh :
- Kemampuan mulur dari serat yang dipakai.
- Konstruksi dari benang.

    3-  Kerataan Benang

Kerataan Benang stapel sangat dipengaruhi antara lain oleh :

a- Kerataan panjang serat                  :
Makin halus dan makin panjang seratnya, makin tinggi pula kerataannya.

b- Halus kasarnya benang                  :
Tergantung dari kehalusan serat yang dipergunakan, makin halus benangnya makin baik kerataannya.

c- Kesalahan dalam pengolahan         :
Makin tidak rata panjang serat yang dipergunakan, makin sulit penyetelannya pada mesin. Kesulitan pada penyetelan ini akan mengakibatkan benang yang dihasilkan tidak rata.

d- Kerataan antihan                 :
Antihan yang tidak rata akan menyebabkan benang yang tidak rata pula.

e- Banyaknya nep                              :
Makin banyak nep pada benang yaitu kelompok-kelompok kecil serat yang kusut yang disebabkan oleh pengaruh pengerjaan mekanik, makin tidak rata benang yang dihasilkan. Serat yang lebih muda dengan sendirinya akan lebih mudah kusut dibandingkan dengan serat-serat yang dewasa.