Sunday 5 May 2013

Cara Pembuatan Chip Filamen


Chip Polyester dan Produknya

 

  Pembuatan chip filament merupakan proses komersil untuk Polikondensasi dari Kaprolaktam yang dibagi menjadi dua cara. Pertama adalah sebuah proses Otoklaf dimana Kaprolaktam dipolikondensasikan dengan sebuah katalisator dibawah tekanan dan suhu tinggi. Kedua adalah sebuah proses Kontinyu dimana Kaprolaktam denga sebuah katalisator mengalir terus-menerus dalam sebuah pipa yang dinamakan pipa VK dari proses tersebut tejadilah reaksi polimerisasi waktu mengalir dan hasil polimernya mengalir keluar secara kontinyu.
   Pertama-tama yang disinggung dari proses ini adalah cara polimerisasi dengan Otoklaf. Kaprolaktam mempunyai titik leleh sekitar 69o C, dibawah suhu tersebut ia akan memadat. Bahan tersebut pada umumnya diangkut dari pabrik pembuatnya dalam bentuk bubuk dari kristal berbentuk pipih dalam kantong kertas
  Dalam Pabrik Polimerisasi, bubuk kaprolaktam dimasukkan kedalam bejana yang dilengkapi dengan sebuah pengaduk. Air suling ditambahkan sebanyak 5-10% dari jumlah kaprolaktam. Campurannya dipanaskan oleh uap yang dimasukka kedalam jaket yang mengelilingi bajana, diaduk dan dilarutkan. Kedalamnya ditambahkan bahan tambahan melalui saringan dan larutannya disuapkan kedalam otoklaf polimerisasi yang udaranya telah dibersihkan oleh uap atau gas nitrogen. Setelah selesai memasukkan kapolaktam yang mencair kedalam otoklaf, kemudian ditutup dan dipanaskan pada suhu 250o-260o oleh uap yang dimasukkan dalam jaket yang mengelilinginya. Selama pemanasan jika tekanannya telah mencapai 6 dan 12 atm, tekanan diatur dengan membuka katup pelepas untuk mengatur tekanan tersebut. Keadaan ini dipertahankan selama bebrapa jam, kemudian tekanannya diturunkan secara berangsur. Selama proses ini kaprolaktam terpolikondensasi dan membentuk polimer.
  Reaksi ini disebut polimerisasi pembukaan cincin. Polimerisasi ini digunakan untuk mengubah kaprolaktam menjadi asam amino kaproat yang dikondensir berangsur-angsur melalui reaksi dengan kaprolaktam lain untuk membentuk polimer tinggi.
  Setelah polikondensasi selesai, ditambahkan gas nitrogen ke dalam otoklaf sampai tekanan 3 atm atau lebih. Kemudian dengan membuka sebuah lubang dibawah otoklaf, polimer diekstruksi keluar dalam bentuk sebuah ban atau beberapa benang yang dipadatkan dalam air dan dipotong-potong menjadi ukuran panjang 5-8 mm x 5-8 mm, lebar 2 mm atau lebih dalam hal ban, atau 3 mm   panjang x diameter 3mm atau lebih dalam hal benang. Potongan-potongn kecil dari polimer yang diekstrudir masing-masing disebut flake atau chip(Sumber : Hartanto Sugiarto N, Teknologi Tekstil, 1980, PT Pradnya Paramita, Jakarta.)