Apa itu Textile KNOWLEDGE?

Kenali kami lebih dekat

Bahaya Limbah NaOH

NaOH yang sering digunakan industri untuk berbagai keperluan ternyata berpotensi cemari lingkungan.

Spinning Proces/Proses Pemintalan Serat

Proses pemintalan lengkap, serat Cotton maupun Sintetis dari serat hingga kain

Macam macam bahan Tekstil, Jenis serat dan Sifat bahan

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, berkembang pula material tesktil

Jenis, Definisi dan Aplikasi Benang

Produk tekstil dibuat dengan cara dan hasil berbeda-beda sesuai treatmentnya.

Tuesday 11 December 2012

Materi Asistensi Agama Islam








Kepada seluruh Mahasiswa Anggota Kelompok 6 Asisitensi Agama Islam silahkan Dwonload Semua materi AAI yang telah saya sampai-kan diwaktu beberapa pertemuan lalu, materi ini berguna sebagai bahan belajar dan merupakan materi Ujian Akhir AAI yang Insyallah akan dilaksanakan pada :
Hari            : Senin
Tanggal      : 17 Desember 2012
Tempat       : Lab. Pertekstilan
Basement FIAI UII

Adapun materi-materi yang bisa di dwonload tersebut adalah sebagai berikut ;  

 Semoga bermanfaat
Sekian Terimakasih 

Yogyakarta, 11 Desember 2012





Monday 19 November 2012

Cara Penomoran Benang / Numbering Yarn

Penomoran Benang

Penomoran Benang

Untuk menyatakan kehalusan suatu benang tidak dapat dengan mengukur garis tengahnya, sebab pengukurannya diameter sangat sulit. Biasanya untuk menyatakan kehalusan suatu benang dinyatakan dengan perbandingan antara
panjang dengan beratnya. Perbandingan tersebut dinamakan nomor benang.
Satuan-Satuan yang Digunakan

Untuk mempermudah dalam perhitungan, terlebih dahulu harus dipelajari satuan-satuan yang biasa dipergunakan dalam penomoran benang. Adapun satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut :

Satuan panjang

1 inch (1”) = 2,54 cm
12 inches = 1 foot (1’) = 30,48 cm
36 inches = 3 feet = 1 yard = 91.44 cm
120 yards = 1 lea = 109,73 m
7 lea’s = 1 hank = 840 yards = 768 m

Satuan berat

1 grain = 64,799 miligram
1 pound (1 lb) = 16 ounces = 7000 grains = 453,6 gram
1 ounce (1 oz) = 437,5 grains

Ada beberapa cara yang dipakai untuk memberikan nomor pada benang. Beberapa negara dan beberapa cabang industri tekstil yang besar, biasanya mempunyai cara-cara tersendiri untuk menetapkan penomoran pada benang. Tetapi banyak negara yang menggunakan cara-cara penomoran yang sama. Pada waktu ini, ada bermacam-macam cara penomoran benang yang dikenal, tetapi pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua cara yaitu :

1- Penomoran benang secara tidak langsung dan
2- Penomoran benang secara langsung.

    1.   Penomoran Benang Secara Tidak Langsung

Pada cara ini ditentukan bahwa makin besar (kasar) benangnya makin kecil nomornya, atau makin kecil (halus) benangnya makin tinggi nomornya. Rumus umum untuk mencari nomor benang cara ini ialah :

nomor =  Panjang (p)   
     Berat (b)

    a.   Penomoran Cara Kapas (Ne1 )

Penomoran ini merupakan penomoran benang menurut cara Inggris. Cara ini biasanya digunakan untuk penomoran benang kapas, macam-macam benang stapel rayon dan benang stapel sutera. Satuan panjang yang diguanakan ialah hank, sedang satuan beratnya ialah pound. Ne1 menunjukkan berapa hanks panjang benang untuk setiap berat 1 pound.

Penomeran cara Kapas dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Ne1 = Panjang (P) dalam hank
  Berat (B) dalam pound

Contoh Soal :

Soal 1 : Apa artinya Ne1 1?
Jawab : Untuk setiap berat benang 1 lb, panjangnya 1 hank, atau 1 x 840 yards.

Soal 2 : Apa artinya Ne1 20 ?
Jawab : Untuk setiap berat benang 1 lb, panjangnya 20 hanks atau 20 x 840 yards.

Soal 3 : Benang kapas panjang 8400 yards, berat 0,5 lb. Berapa Ne1 nya ?
Jawab : Panjang 1 lb benang = 2 x 8400 yards = 16.800 yards = 16.800
                                                                                            840
hank = 20 hanks. Maka nomor benang tersebut ialah Ne1 20.


     2.   Penomoran Benang Secara Langsung

Cara penomoran ini kebalikan dari cara penomoran benang secara tidak langsung. Pada cara ini makin kecil (halus) benangnya makin rendah nomornya, sedangkan makin kasar benangnya makin tinggi nomornya.

nomor =  Berat (B)       
     Panjang(P)

    a.   Penomoran Cara Tex (Tex)

Penomoran dengan cara ini digunakan untuk penomoran segala macam benang. Satuan berat yang digunakan ialah gram, sedangkan satuan panjangnya ialah 1000 meter. Tex menunjukkan berapa gram berat benang untuk setiap panjang 1000 meter.
Penomeran cara Tex dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Tex =  (B) brt dlm gram
 (P) pjg dlm 1000meter  

Contoh Soal :

Soal 1 : Apa artinya Tex 1 ?

Jawab : Untuk setiap panjang 1000 meter, beratnya 1 gram.

Soal 2 : Apa artinya Tex 30 ?

Jawab : Untuk panjang 1000 meter, beratnya 30 gram.

Soal 3 : Benang kapas panjang 2000 meter, beratnya 10 gram.
Berapa Tex nya ?

Jawab : Berat 1000 m benang = 1000 x 10 gr = 5 gram.
  2000
Jadi nomor benang tersebut Tex 5.


    b.   Penomoran Cara Denier (D atau Td)

Penomoran dengan cara ini digunakan untuk penomoran benang-benang sutera, benang filamen rayon dan benang filamen buatan lainnya. Satuan berat yang digunakan ialah gram, sedang satuan panjangnya ialah 9000 meter. D atau Td menunjukkan berapa gram berat benang untuk setiap panjang 9000 meter.

Penomeran cara Denier dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

D  = (B) brt dlm gram
                       (P) pjg dlm 9000 meter

Contoh Soal :

Soal 1 : Apa artinya D 1 ?
Jawab : Untuk setiap panjang 9000 m, beratnya 1 gram.

Soal 2 : Apa artinya Td 20 ?
Jawab : Untuk setiap panjang 9000 meter, beratnya 20 gram.

Soal 3 : Benang sutera panjangnya 2000 meter, beratnya 30 gram. Berapa D nya ?
Jawab : Berat 9000 meter benang = 2000 x 30 gram = 85 gram.
9000
Jadi nomor benang tersebut D 85.

Persyaratan Benang / Regulations of Yarn

Persyaratan Benang

Persyaratan Benang

Benang dipergunakan sebagai bahan baku untuk membuat bermacam-macam jenis kain termasuk bahan pakaian, tali dan sebagainya. Supaya penggunaan pada proses selanjutnya tidak mengalami kesulitan, maka benang harus mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu antara lain ialah :
      1.   kekuatan,
      2.   kemuluran dan
      3.   kerataan.

    1-  Kekuatan Benang

Kekuatan benang diperlukan bukan saja untuk kekuatan kain yang dihasilkan, tetapi juga diperlukan selama proses pembuatan kain. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ini ialah :

     1.   Sifat-sifat bahan baku antara lain dipengaruhi oleh :

- Panjang serat
Makin panjang serat yang dipergunakan untuk bahan baku pembuatan benang, maka makin kuat benang yang dihasilkan.

- Kerataan panjang serat semakin rata serat yang dipergunakan, artinya makin kecil selisih panjang antara masing-masing serat, makin kuat dan rata benang yang dihasilkan.

- Kekuatan serat
Makin kuat serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan.

- Kehalusan serat
Makin halus serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan. Kehalusan serat ada batasnya, sebab pada serat yang terlalu halus akan mudah terbentuk neps yang selanjutnya akan mempengaruhi kerataan benang serta kelancaran prosesnya.

   2.   Konstruksi benang antara lain dipengaruhi oleh :

    -      Jumlah antihan
Jumlah antihan pada benang menentukan kekuatan benang, baik untuk   benang tunggal maupun benang gintir.
Untuk setiap pembuatan benang tunggal, selalu diberikan antihan seoptimal mungkin, sehingga dapat menghasilkan benang dengan kekuatan yang maksimum.
Kalau jumlah antihan kurang atau lebih dari jumlah antihan yang telah ditentukan, maka kekuatan benang akan menurun.


    -      Nomor benang
    Jika benang-benang dibuat dari serat-serat yang mempunyai panjang, kekuatan dan sifat-sifat serat yang sama, maka benang yang mempunyai nomor lebih rendah, benangnya lebih kasar dan mempunyai kekuatan yang lebih besar, daripada benang yang mempunyai nomor lebih besar.

    2-  Mulur Benang

Mulur ialah perubahan panjang benang akibat tarikan atau biasanya dinyatakan dalam persentasi terhadap panjang benang. Mulur benang selain menentukan kelancaran dalam pengolahan benang selanjutnya, juga menentukan mutu kain yang akan dihasilkan. Benang yang mulurnya sedikit akan sering putus pada pengolahan selanjutnya. Sebaliknya benang yang terlalu banyak mulur akan menyulitkan dalam proses selanjutnya. Kalau panjang benang sebelum ditarik = a (cm) dan panjang benang pada waktu ditarik hingga putus = b (cm),

maka mulur benang tersebut = x100%
b a
                               a
Mulur pada benang dipengaruhi antara lain oleh :
- Kemampuan mulur dari serat yang dipakai.
- Konstruksi dari benang.

    3-  Kerataan Benang

Kerataan Benang stapel sangat dipengaruhi antara lain oleh :

a- Kerataan panjang serat                  :
Makin halus dan makin panjang seratnya, makin tinggi pula kerataannya.

b- Halus kasarnya benang                  :
Tergantung dari kehalusan serat yang dipergunakan, makin halus benangnya makin baik kerataannya.

c- Kesalahan dalam pengolahan         :
Makin tidak rata panjang serat yang dipergunakan, makin sulit penyetelannya pada mesin. Kesulitan pada penyetelan ini akan mengakibatkan benang yang dihasilkan tidak rata.

d- Kerataan antihan                 :
Antihan yang tidak rata akan menyebabkan benang yang tidak rata pula.

e- Banyaknya nep                              :
Makin banyak nep pada benang yaitu kelompok-kelompok kecil serat yang kusut yang disebabkan oleh pengaruh pengerjaan mekanik, makin tidak rata benang yang dihasilkan. Serat yang lebih muda dengan sendirinya akan lebih mudah kusut dibandingkan dengan serat-serat yang dewasa.


Jenis-jenis, definisi dan aplikasi benang / Yarn types and applications



Definisi Benang

Identifikasi benang dalam proses pencelupan dan pencapan meliputi identifikasi jenis serat yang terdapat pada benang itu sendiri dan nomor benang. Identifikasi jenis serat dilakukan seperti pada identifikasi serat.

Benang adalah susunan serat-serat yang teratur kearah memanjang dengan garis tengah dan jumlah antihan tertentu yang diperoleh dari suatu pengolahan yang disebut pemintalan. Serat-serat yang dipergunakan untuk membuat benang, ada yang berasal dari alam dan ada yang dari buatan. Serat-serat tersebut ada yang mempunyai panjang terbatas (disebut stapel) dan ada yang mempunyai panjang tidak terbatas (disebut filamen).

Benang-benang yang dibuat dari serat-serat stapel dipintal secara mekanik, sedangkan benang-benang filamen dipintal secara kimia. Benang-benang tersebut, baik yang dibuat dari serat-serat alam maupun dari serat-serat buatan, terdiri dari banyak serat stapel atau filamen.

Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh benang yang fleksibel. Untuk benang-benang dengan garis tengah yang sama, dapat dikatakan bahwa benang yang terdiri dari sejumlah serat yang halus lebih fleksibel daripada benang yang terdiri dari serat-serat yang kasar.

Benang Menurut Panjang Seratnya

Menurut panjang seratnya benang dapat dibagi menjadi :
    
    1.   Benang Stapel

Benang stapel ialah benang yang dibuat dari serat-serat stapel. Serat stapel ada yang berasal dari serat alam yang panjangnya terbatas dan ada yang berasal dari serat buatan yang dipotong-potong dengan panjang tertentu.

Ada beberapa macam benang stapel antara lain :

a- Benang stapel pendek
Benang stapel pendek ialah benang yang dibuat dari serat-serat stapel yang pendek. Contohnya ialah benang kapas, benang rayon dan lain-lain.

b- Benang stapel sedang
Benang stapel sedang ialah benang yang dibuat dari serat-serat stapel yang
panjang seratnya sedang. Contohnya ialah benang wol, benang serat buatan.

c- Benang stapel panjang
Benang stapel panjang ialah benang yang dibuat dari serat-serat stapel yang
panjang. Contohnya ialah benang rosella, benang serat nenas dan lain-lain.

    2.   Benang Filamen

Benang filamen ialah benang yang dibuat dari serat filamen. Pada umumnya benang filamen berasal dari serat-serat buatan, tetapi ada juga yang berasal dari serat alam. Contoh benang filamen yang berasal dari serat alam ialah benang sutera.

Benang filamen yang berasal dari serat-serat buatan misalnya :

     a-   Benang rayon yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar selulosa.   
     b-   Benang nylon yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar poliamida     yang berasal dari petrokimia.
     c-   Benang poliakrilik yaitu benang yang dibuat dari bahan dasar poliakrilonitril yang berasal dari petrokimia.

Selain dari benang filamen, serat-serat buatan tersebut dapat juga dibuat
menjadi benang stapel.

Ada beberapa macam benang filamen antara lain :

a- Benang monofilamen
Benang monofilamen ialah benang yang terdiri dari satu helai filamen saja. Benang ini terutama dibuat untuk keperluan khusus, misalnya tali pancing, senar raket, sikat, jala dan sebagainya.

b- Benang multifilamen
Benang multifilamen ialah benang yang terdiri dari serat-serat filamen. Sebagian besar benang filamen dibuat dalam bentuk multifilamen.

c- Tow
Tow ialah kumpulan dari beribu-ribu serat filamen yang berasal dari ratusan spinnerette menjadi satu.

d- Benang stretch
Benang stretch ialah benang filamen yang termoplastik dan mempunyai sifat
mulur yang besar serta mudah kembali ke panjang semula.

e- Benang bulk
Benang bulk ialah benang yang mempunyai sifat-sifat mengembang yang
besar.

f- Benang logam
Benang logam. Benang filamen umumnya dibuat dari serat buatan, namun disamping itu ada juga yang dibuat dari logam. Benang ini telah dipergunakan beribu-ribu tahun yang lalu. Benang yang tertua dibuat dari logam mulia dan benangnya disebut lame. Keburukan dari benang ini ialah : berat, mudah rusak dan warnanya mudah kusam.

Benang Menurut Konstruksinya
Menurut kontruksinya benang dapat dibagi menjadi :

a- Benang tunggal
Benang tunggal ialah benang yang terdiri dari satu helai benang saja. Benang
ini terdiri dari susunan serat-serat yang diberi antihan yang sama.

b- Benang rangkap
Benang rangkap ialah benang yang terdiri dari dua benang tunggal atau lebih
yang dirangkap menjadi satu.

c- Benang gintir
Benang gintir ialah benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang atau lebih bersama-sama. Biasanya arah gintiran benang gintir berlawanan dengan arah antihan benang tunggalnya. Benang yang digintir lebih kuat daripada benang tunggalnya.

d- Benang tali
Benang tali ialah benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang
gintir atau lebih bersama-sama.

Benang Menurut Pemakaiannya
Menurut pemakaiannya benang dibagi menjadi :

    a.    Benang lusi
Benang lusi ialah benang untuk lusi, yang pada kain tenun terletak memanjang kearah panjang kain.

Dalam proses pembuatan kain, benang ini banyak mengalami tegangan dan gesekan. Oleh karena itu, benang lusi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mampu untuk menahan tegangan dan gesekan tersebut. Untuk memperkuat benang lusi, maka jumlah antihannya harus lebih banyak atau benangnya dirangkap dan digintir. Apabila berupa benang tunggal, maka sebelum dipakai harus diperkuat terlebih dahulu melalui proses penganjian.

    b.    Benang pakan
Benang pakan ialah benang untuk pakan, yang pada kain tenun terletak melintang kearah lebar kain. Benang ini mempunyai kekuatan yang relatif lebih rendah daripada benang lusi.

    c.    Benang rajut
Benang rajut ialah benang untuk bahan kain rajut. Benang ini mempunyai antihan / gintiran yang relatif lebih rendah daripada benang lusi atau benang pakan.

    d.   Benang sisir
Benang sisir ialah benang yang dalam proses pembuatannya, melalui mesin sisir (Combing machine). Nomor benang ini umumnya berukuran sedang atau tinggi (Ne1 40 keatas) dan mempunyai kekuatan dan kerataan yang relatif lebih baik daripada benang biasa.

    e.    Benang hias
Benang hias ialah benang-benang yang mempunyai corak-corak atau konstruksi tertentu yang dimaksudkan sebagai hiasan. Benang ini dibuat pada
mesin pemintalan dengan suatu peralatan khusus.

    f.     Benang jahit
Benang jahit ialah benang yang dimaksudkan untuk menjahit pakaian. Untuk pakaian tekstil benang jahit ini terdiri dari benang-benang yang digintir dan telah diputihkan atau dicelup dan disempurnakan secara khusus.

    g.   Benang sulam
Benang sulam ialah benang-benang yang dimaksudkan untuk hiasan pada
kain dengan cara penyulaman. Benang-benang ini umumnya telah diberi warna, sifatnya lemas dan mempunyai efek-efek yang mena