Persyaratan Benang |
Persyaratan Benang
Benang dipergunakan sebagai
bahan baku untuk membuat bermacam-macam jenis kain termasuk bahan pakaian, tali
dan sebagainya. Supaya penggunaan pada proses selanjutnya tidak mengalami
kesulitan, maka benang harus mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu antara
lain ialah :
1. kekuatan,
2. kemuluran dan
3. kerataan.
1- Kekuatan Benang
Kekuatan benang diperlukan
bukan saja untuk kekuatan kain yang dihasilkan, tetapi juga diperlukan selama
proses pembuatan kain. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ini
ialah :
1. Sifat-sifat bahan baku antara lain dipengaruhi oleh :
- Panjang serat
Makin panjang serat yang
dipergunakan untuk bahan baku pembuatan benang, maka makin kuat benang yang
dihasilkan.
- Kerataan panjang serat semakin
rata serat yang dipergunakan, artinya makin kecil selisih panjang antara
masing-masing serat, makin kuat dan rata benang yang dihasilkan.
- Kekuatan serat
Makin kuat serat yang
dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan.
- Kehalusan serat
Makin halus serat yang
dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan. Kehalusan serat ada batasnya,
sebab pada serat yang terlalu halus akan mudah terbentuk neps yang selanjutnya
akan mempengaruhi kerataan benang serta kelancaran prosesnya.
2. Konstruksi benang antara lain dipengaruhi oleh :
- Jumlah antihan
Jumlah antihan pada benang
menentukan kekuatan benang, baik untuk benang tunggal maupun benang gintir.
Untuk setiap pembuatan
benang tunggal, selalu diberikan antihan seoptimal mungkin, sehingga dapat
menghasilkan benang dengan kekuatan yang maksimum.
Kalau jumlah antihan kurang
atau lebih dari jumlah antihan yang telah ditentukan, maka kekuatan benang akan
menurun.
- Nomor benang
Jika benang-benang dibuat
dari serat-serat yang mempunyai panjang, kekuatan dan sifat-sifat serat yang
sama, maka benang yang mempunyai nomor lebih rendah, benangnya lebih
kasar dan mempunyai kekuatan yang lebih besar, daripada benang yang
mempunyai nomor lebih besar.
2- Mulur Benang
Mulur ialah perubahan
panjang benang akibat tarikan atau biasanya dinyatakan dalam persentasi
terhadap panjang benang. Mulur benang selain menentukan kelancaran dalam
pengolahan benang selanjutnya, juga menentukan mutu kain yang akan dihasilkan. Benang
yang mulurnya sedikit akan sering putus pada pengolahan selanjutnya. Sebaliknya
benang yang terlalu banyak mulur akan menyulitkan dalam proses selanjutnya. Kalau panjang benang sebelum
ditarik = a (cm) dan panjang benang pada waktu ditarik hingga putus = b (cm),
maka mulur benang tersebut =
x100%
b – a
a
Mulur pada benang
dipengaruhi antara lain oleh :
- Kemampuan mulur dari serat
yang dipakai.
- Konstruksi dari benang.
3- Kerataan Benang
Kerataan Benang stapel
sangat dipengaruhi antara lain oleh :
a- Kerataan panjang serat :
Makin halus dan makin
panjang seratnya, makin tinggi pula kerataannya.
b- Halus kasarnya benang :
Tergantung dari kehalusan
serat yang dipergunakan, makin halus benangnya makin baik kerataannya.
c- Kesalahan dalam
pengolahan :
Makin tidak rata panjang
serat yang dipergunakan, makin sulit penyetelannya pada mesin. Kesulitan pada
penyetelan ini akan mengakibatkan benang yang dihasilkan tidak rata.
d- Kerataan antihan :
Antihan yang tidak rata akan
menyebabkan benang yang tidak rata pula.
e- Banyaknya nep :
Makin banyak nep pada benang
yaitu kelompok-kelompok kecil serat yang kusut yang disebabkan oleh pengaruh
pengerjaan mekanik, makin tidak rata benang yang dihasilkan. Serat yang lebih
muda dengan sendirinya akan lebih mudah kusut dibandingkan dengan serat-serat
yang dewasa.