Saturday, 29 September 2012

Aplikasi Teknik Tekstil


Selama ini secara tradisional logam, khususnya baja dianggap sebagai bahan baku ideal untuk teknik bangunan dan manufaktur. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, banyak ditemukan bahan baru baru yang lebih kuat, lebih lentur dan lebih ringan. Kini bukan sesuatu yang aneh, jika tekstil teknik atau bahan komposit, digunakan secara luas di bidang industri dan arsitektur. Mobil dengan body plastik komposit, misalnya lebih kokoh dan lebih ringan ketimbang yang bodynya terbuat dari logam. Dengan body yang semakin ringan, penggunaan bahan bakar juga turun drastis. Atau atap Millenium Dome di London, yang terbuat dari textil teknik. Bayangkan jika atap Millenium Dome dibuat dari bahan konvensional, seng atau genteng yang berat. Dibutuhkan tiang-tiang penyangga lebih kokoh, dan tertutup kemungkinan membuat atap bangunan yang bentuknya flkesibel. Kini tekstil teknik dan bahan komposit mendominasi teknik bangunan dan teknik otomotif. Serat, jaringan dan hasil pemintalan memiliki banyak sifat menguntungkan, seperti ringan, tahan beban tinggi, stabil dan fleksibel. Dalam pekan raya "Techtextil" di Frankfurt am Main, selain dipamerkan tekstil konvensional untuk pakaian dan kebutuhan rumah tangga, juga dipamerkan berbagai penemuan baru berbasis teknologi tekstil.
Memang amat sulit mendefinisikan apa itu tekstil teknik. Mula-mula istilah ini dipakai untuk tekstil yang digunakan dalam industri, misalnya saja conveyor ban berjalan, tali kipas mesin, tali pengangkat beban berat di pabrik atau tekstil pelapis kabel dan pipa. Kini dimensinya sudah semakin luas, dan digunakan di hampir semua bidang. Hampir tidak ada sektor ekonomi yang tidak menggunakan textil teknik dalam kegiatannya. Para ahli membuat klasifikasinya, mulai dari tekstil untuk pertanian, bangunan, proyek infrastruktur, industri, kedokteran, otomotif, ekologi, pengem asan, olahraga, keamanan serta kebutuhan sehari-hari. Ambil misal di dalam bidang keamanan. Tanpa tekstil khusus, tidak akan ada baju anti peluru. Sementara dalam bidang otomotif, semakin banyak eksterior mobil yang dibuat dari tekstil yang diperkuat. Dalam pekan raya Techtextil di Frankfurt am Main, terlihat bahwa produksi tekstil teknik mencapai kuota 40 persen dari seluruh produksi tekstil. Omset penjualannya juga amat menggiurkan, yakni mencapai lebih dari 6 milyar Dolar setahunnya. Bahan terbaru yang ditawarkan di pekan raya Techtextil antara lain tekstil beton dari sekolah tinggi teknik di Aachen. Dengan menggunakan tulangan tekstil, ketahanan statik beton tidak kalah dari tulangan baja. Keunggulan lainnya, tekstil beton tidak akan berkarat. Bahkan ketahanan statik jembatan dapat diperbaiki dengan penggunaan tekstil beton. Juga campuran antara serat alami dengan serat buatan, dewasa ini semakin banyak digunakan dalam industri otomotif. Sejak lama serat alami seperti sisal (serat dari tumbuhan Agave), yute (serat bahan baku goni dari rami) atau sabut kelapa sudah digunakan secara luas sebagai bahan interior mobil. Namun kini eksterior mobil dan komponen penggeraknya semakin banyak menggunakan textil teknik. Misalnya ban radial yang tulangannya dari serat buatan, body mobil dari serat karbon atau serat gelas yang diperkuat serta kanvas rem dan kopling dari bahan komposit, sudah merupakan hal yang lazim. Bahkan mobil-mobil balap canggih banyak sekali memanfaatkan penemuan baru dalam bidang tekstil teknik tsb. Juga di bidang pembangunan infrastruktur, penggunaan bahan yang disebut geotekstil seringkali menjadi keharusan. Misalnya sebagai lapisan pelindung di kawasan yang tanahnya tidak stabil. Baik sebagai lapisan paling bawah untuk meningkatkan stabilitas, atau juga sebagai lapisan untuk mencegah erosi. Juga di bidang pertanian dan perikanan, penggunaan tekstil teknik, baik untuk pengemasan, pelindung, penyimpanan hasil panen dan keperluan lainnya, sudah merupakan hal biasa. Bahkan dalam pekan raya Techtextil di Frankfurt, sebuah perusahaan dari Hannover menawarkan produknya berupa atap rumah kaca, yang terbuat dari campuran karet sintetis (reaksi kimia dua atau lebih zat yang membentuk satu zat baru) dan jaringan serat gelas. Atap setebal dua milimeter itu amat kuat, lentur dan tahan sobek, akan tetapi juga tembus cahaya. Sehingga amat cocok digunakan sebagai penutup atau atap rumah kaca untuk pertanian dan perkebunan. Tekstil teknik juga dirancang agar lebih unggul dari serat alami. Selain harus memiliki ketahanan regangan, ketahanan statik dan kelenturan tinggi, tekstil teknik juga harus tahan serangan bakteri dan jamur. Namun bagi tekstil teknik untuk kebutuhan ekologi, produknya juga harus mudah didaur ulang atau mudah terurai. Tantangan dari kebutuhan dan permintaan konsumen, menyebabkan pengembangan teknologi tekstil teknik semakin maju. Bahkan diramalkan suatu saat akan produksinya akan melebih tekstil untuk kebutuhan pakaian.
Meski belum ada satu kesepakatan yang bulat, orang nampaknya cenderung mengklasifikasikan tekstil teknik menurut bidang aplikasi atau pasar pengguna-akhirnya (end-use markets). Salah satunya yang populer adalah klasifikasi yang dibuat oleh Techtextil, sebuah organisasi penyelenggara pameran dagang internasional untuk tekstil teknik (diselenggarakan dua tahun sekali sejak tahun 1980-an) yang bermarkas di Frankfurt Jerman, dan klasifikasi yang berasal dari Amerika Serikat,