Gambar Benang Sutera |
Secara umum mutu sutera ditentukan oleh: kehalusan, kebersihan, kerataan dan kekuatan. Sifatsifat serat sutera adalah sebagai berikut;
- Kekuatan kering 4-4,5 g/d dan mulur 20-25%.
- Kekuatan basah 3,5-4 g/d dan mulur 25-30%.
- Pemanasan pada suhu lebih dari 140 C dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan dengan turunnya kekuatan. Ultraviolet misalnya sinar matahari selama 6 jamakan mengurangi kekuatan sampai 50%.
- Pendidihan dalam air akan menurunkan kilau dan kekuatan.
- Lebih mudah rusak oleh asam daripada wol termasuk keringat yang bersifat asam.
- Tidak tahan alkali seperti pencucian yang mengandung alkali maka kekuatannya akan turun.
- Tidak tahan oksidator (kaporit),Kuproamonium hidroksida, Kuprietilena diamina.
- Moisture regain (MR) adalah 11% dengan daya serap air udara lembab kira-kira 30% tanpa terasa basah.
- Lebih tahan serangan biologi.
- Lembut, tahan kusut, dan kenampakan sangat baik.
PROSES REELING SUTERA
Urutan proses Reeling sutera :
- Mempersiapkan kokon yang akan di-Reeling.
- Membersihkan kokon yang akan di-reeling dengan mesin pembersih.
- Merebus kokon-kokon sutera pada panci perebus yang besar pada suhu 90 C sampai kokonkokon tersebut terendam secara keseluruhan dalam air.
- Memindahkan kokon-kokon yang sudah dimasak ke dalam bak lain untuk dicari ujung seratnya. Bak bersuhu 40 C.
- Mencari ujung serat sutera pada setiap kokon dengan menggunakan sikat.
- Memindahkan kokon pada bak pada mesin reeling.
- Melakukan twisting pada beberapa helai serat sesuai dengan jumlah yang diinginkan.
- Mencucukkan serat sutera pada mesin reeling sutera dengan bantuan menggunakan helai sapu ijuk.
- Menjalankan mesin reeling sutera
Pada saat akan melakukan proses reeling sutera hal yang perlu diperhatikan adalah memilih kokon yang kualitasnya masih baik. Selanjutnya adalah mempersiapkan kokon untuk dimasak. Pamasakan kokon sutera ini berlangsung pada suhu 90 oC selama kurang lebih 20 menit.
Setelah masak,kokon-kokon ini dipindahkan dalam bak lain bersuhu sekitar 40 C untuk dicari ujung seratnya dengan menggunakan sikat.
Kemudian dilakukan twisting pada serat sutera tersebut sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Kokon ini kemudian dipindahkan lagi pada bak mesin reeling untuk segera direeling.
Sebelum di-reeling dilakukan pencucukan terlebih dahulu pada mesin reeling, selanjutnya serat-serat sutera ini direeling sampai fibroin pada kokon habis dan kemudian dilakukan penyambungan dengan serat yang baru.
Kesulitan yang dihadapi relative tidak ada karena mesin reeling merupakan mesin yang mudah untuk dijalankan. Kesulitan yang mungkin timbul saat melakukan proses reeling adalah pada saat melakukan pencucukan serat.
Proses pencucukan ini memerlukan bantuan helai dari sapu ijuk untuk membantu memasukkan serat kedalam rol mesin reeling.
Setelah masak,kokon-kokon ini dipindahkan dalam bak lain bersuhu sekitar 40 C untuk dicari ujung seratnya dengan menggunakan sikat.
Kemudian dilakukan twisting pada serat sutera tersebut sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Kokon ini kemudian dipindahkan lagi pada bak mesin reeling untuk segera direeling.
Sebelum di-reeling dilakukan pencucukan terlebih dahulu pada mesin reeling, selanjutnya serat-serat sutera ini direeling sampai fibroin pada kokon habis dan kemudian dilakukan penyambungan dengan serat yang baru.
Kesulitan yang dihadapi relative tidak ada karena mesin reeling merupakan mesin yang mudah untuk dijalankan. Kesulitan yang mungkin timbul saat melakukan proses reeling adalah pada saat melakukan pencucukan serat.
Proses pencucukan ini memerlukan bantuan helai dari sapu ijuk untuk membantu memasukkan serat kedalam rol mesin reeling.