Cara ini
digunakan untuk memeriksa morfologi/bentuk serat. Pada pemeriksaannya dibutuhkan
suatu mikroskop. Dengan alat ini kita dapat memeriksa serat di mana terdapat
campuran serat yang berbeda jenisnya. Oleh karena itu pemeriksaan dengan
mikroskop adalah cara yang paling penting dan banyak digunakan untuk
identifikasi serat.
Morfologi
serat yang penting dalam pengamatan dengan mikroskop adalah bentuk pandangan
membujur dan penampang lintangnya, dimensinya, adanya dumen dan bentuk serta
struktur bagian dalam dan permukaan serat.
Bahan
tekstil yang akan diidentifikasi pada umumnya harus dipersiapkan terlebih
dahulu. Persiapan contoh uji akan mengalami pengerjaan secara mekanik dan
secara kimia.
§
Pengerjaan Secara
Mekanik
Beberapa
kemungkinan cara pencampuran serat-serat yang terdapat pada kain, yaitu :
-
Serat dari benang lusi
berbeda dengan serat dari benang pakan.
-
Benang lusi atau pakan merupakan
benang gintir, yang masing-masing benang
tunggalnya terdiri dari campuran serat yang berbeda jenisnya.
-
Kombinasi atau campuran dari
keadaan di atas.
Dilihat
dari kemungkinan-kemungkinan di atas, maka pengambatan harus dimulai dari
serat-serat benang tunggal, kemudian dilanjutkan ke seluruh benang baik lusi
maupun pakan. Benang diuraikan menjadi helai-helai serat. Jumlah komponen serat
yang berbeda dalam benang ditentukan dengan mikroskop.
§
Pengerjaan Secara
Kimia
Pada
pengerjaan ini pertama-tama ialah penghilangan zat warna dari bahan tekstil
yang telah dicelup. Bahan yang sudah dicelup akan menyulitkan pengamatan kita.
Dalam hal ini tertentu zat warna tersebut harus dihilangkan, seluruhnya atau
sebagian dengan menggunakan zat-zat kimia.
Beberapa
zat warna dapat dihilangkan dengan larutan amonia 1% yang panas, larutan
natrium karbonat panas atau hangat, larutan alkali atau hidrogen peroksida.
Apalagi
dengan pelarutan tersebut zat warna tidak dapat larut, maka dapat dipakai salah
satu bahan pelarut di bawah ini, yaitu :
-
1. Larutan natrium hidrosulfit
5% dengan natrium hidroksida 1%.
Larutan
ini merupakan perlarut zat warna yang baik, cocok untuk berbagai macam zat
warna dan serat. Kerjanya akan lebih baik bila suhu dinaikkan menjadi 60 – 80
derajat celcius atau mendidih. Untuk menghilangkan zat warna bejana penambahan
piridin 10% akan memperbaiki daya kerja larutan. Larutan ini bersifat basa,
karenanya tidak baik untuk serat protein.
-
2. Larutan natrium hidrosulfit
yang asam
Larutan
ini dipakai untuk serat protein atau campuran serat protein dan selulosa.
Mula-mula serat dikerjakan dengan larutan asam asetat lemah pada suhu 600C.
Kemudian ke dalam larutan ditambahkan larutan natrium hidrosulfit. Campuran ini
didihkan selama 15 – 20 menit. Setelah selesai pengerjaan tersebut, serat
dicuci dengan air panas dan air dingin untuk menghilangkan sisa natrium
hidrosulfit.
-
3. Larutan natrium hipokhlorit
Larutan
alkali dingin yang mengandung paling sedikit 2 gram khlor aktif dapat digunakan
untuk serat selulosa. Jika larutan tersebut adalah asam (0,04% asam asetat atau
asam sulfat) maka bekerjanya akan lebih efektif tetapi merusak selulosa.
Sesudah pengerjaan dengan larutan tersebut, bahan dikerjakan dalam larutan anti
khlor (larutan tiosulfit 50 gram/l).
-
4. Larutan piridin 20 – 60%
Larutan
ini akan menghilangkan hampir seluruh zat warna direk.
-
5. Larutan asam asetat 5%
mendidih
Larutan
ini akan menghilangkan zat warna basa dari sutera atau larutan amonia 1%
mendidih juga akan menghilangkan zat warna asam dari sutera atau wol.
-
6. Larutan natrium khlorit 5%
dalam asam asetat encer
Larutan
ini digunakan untuk menghilangkan zat warna hitam anilin dan zat warna
belerang.
-
7. Alkohol 95% ditambah aseton
10%
Larutan
ini digunakan untuk melarutkan zat warna pada serat selulosa asetat. Pengerjaan
secara kimia yang lain juga dikerjakan misalnya penghilangan kanji atau zat
penyempurnaan yang lain. Penghilangan kanji dapat dilakukan dengan larutan
encer diastase 3% pada suhu 650C selama 1 jam. Zat penyempurnaan dapat
dihilangkan dengan memasak bahan dalam air mendidih yang mengandung deterjen,
lalu dicuci, dikeringkan lalu dididihkan dalam karbon tetra khlorida selama 20
menit, dicuci karbon tetra khlorida dan dikeringkan.
Setelah
bahan bebas dari zat-zat yang lain barulah kita mempersiapkan contoh uji yang
akan diperiksa dengan mikroskop. Dengan mikroskop ini dapat diketahui
bentuk-bentuk penampang lintang, pandangan membujur, ukuran permukaan serat dan
struktur bagian dalam serat.
Untuk
mendapatkan hasil pengamatan yang baik, diperlukan mikroskop yang mempunyai
perbesaran 100 – 150 kali. Perlengkapan mikroskop yang diperlukan ialah kaca
obyek (slide glass) jarum pemisah, kaca penutup (cover glass), alat untuk
membuat penampang lintang serat perekat dan pisau silet yang tajam. Sebelum dilakukan
pengamatan maka harus dilakukan persiapan lebih dahulu :
Kaca
obyek dan kaca penutup harus betul-betul bersih, karena kotoran akan membuat
bayangan yang kurang jelas di dalam mikroskop sehingga dapat membingungkan.
Kaca
obyek dan kaca penutup ini harus bebas lemak, sehingga cairan dapat merata dan
tidak membentuk tetesan-tetesan. Kaca obyek dan kaca penutup yang baru harus
dibersihkan dengan amonia 5% atau alkohol 50%, kemudian dikeringkan dengan kain
kaca penyerap atau kertas lensa.
Untuk
membersihkan kaca obyek yang sudah dipakai, dapat digunakan campuran bikhromat
yang terdiri dari kalium bikhromat 200 gr, air 800 ml dan asam sulfat pekat 1,2
L. Kaca obyek yang sudah dipakai direndam dalam larutan tersebut selama 2 hari.