Pengelantangan/Bleaching |
Definis Pengelantangan
Pengelantangan
dikerjakan terhadap bahan tekstil bertujuan menghilangkan warna alami yang
disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen alam atau zat-zat lain, sehingga diperoleh
bahan yang putih. Pigmen-pigmen alam pada bahan tekstil umumnya terdapat pada
bahan dari serat-serat alam baik serat tumbuhtumbuhan maupun serat binatang
yang tertentu selama masa pertumbuhan.
Sedangkan
bahan tekstil dari serat sintetik tidak perlu dikelantang, karena pada proses
pembuatan seratnya sudah mengalami pemurnian dan pengelantangan, tetapi untuk
bahan tekstil yang terbuat dari campuran serat sintetik dan serat alam
diperlukan proses pengelantangan terutama prosesnya ditujukan terhadap serat
alamnya.
Untuk
menghilangkan pigmen-pigmen alam tersebut hanya dapat dilakukan dalam proses
pengelantangan dengan menggunakan zat pengelantang yang
bersifat
oksidator atau yang bersifat reduktor.
Pengelantangan
dapat dilakukan sampai memperoleh bahan yang putih sekali, misalnya untuk
bahan-bahan yang akan dijual sebagai benang putih atau kain
putih,
tetapi dapat pula dilakukan hanya sampai setengah putih khususnya untuk
bahan-bahan yang akan dicelup atau berdasarkan penggunaan akhirnya.
Zat
Pengelantang
Dalam
pertekstilan dikenal dua jenis zat pengelantang yaitu zat pengelantang yang
bersifat oksidator dan yang bersifat reduktor. Zat pengelantang yang bersifat
oksidator pada umumnya digunakan untuk pengelantangan serat-serat selulosa dan
beberapa di antaranya dapat pula dipakai untuk serat-serat binatang dan
seat-serat sintetis. Sedangkan zat pengelantang yang bersifat reduktor hanya
dapat digunakan untuk pengelantangan serat-serat binatang.
Zat
Pengelantang yang Bersifat Oksidator
Zat
pengelantang yang bersifat oksidator ada dua golongan, yaitu yang mengandung
khlor dan yang tidak mengandung khlor.
Zat
pengelantang oksidator yang mengandung khlor, di antaranya :
−
Kaporit (CaOCl2)
−
Natrium hipokhlorit (NaOCl)
−
Natrium khlorit (NaOClO2)
Zat
pengelantang oksidator yang tidak mengandung khlor, di antaranya :
−
Hidrogen peroksida (H2O2)
−
Natrium peroksida (Na2O2)
−
Natrium perborat (NaBO3)
−
Kalium bikhromat (K2Cr2O7)
−
Kalium permanganat (KMnO2)
Zat
Pengelantang yang bersifat reduktor, antara lain :
−
Sulfur dioksida (SO2)
−
Natrium sulfit (Na2SO3)
−
Natrium bisulfit (NaHSO3)
−
Natrium hidrosulfit (Na2S2O4)
Proses
pengelantangan bahan tekstil dapat dilakukan tidak terhadap semua jenis bahan
dari serat yang berbeda dengan zat pengelantang yang sama, tetapi harus dipilih
kesesuaiannya agar dapat memperoleh hasil yang baik.
Bahan
tekstil dari serat selulosa seperti kapas dan rayon viskosa dapat dikelantang
dengan kaporit, natrium hipokhlorit dan hidrogen peroksida. Pengelantangan rayon
viskosa biasanya menggunakan natrium hipokhlorit akan lebih aman daripada
dengan kaporit. Sedangkan pengelantangan dengan hidrogen peroksida juga lebih
baik, karena tidak terjadi kerusakan serat, tetapi
harganya
lebih mahal dan memerlukan pemanasan.
Untuk
serat protein tidak dapat dikelantang dengan zat oksidator yang mengandung
khlor, karena dapat terjadi kerusakan serat oleh khlor, sehingga lebih baik
pengelantangan serat protein dapat digunakan dengan zat pengelantang yang tidak
mengandung khlor seperti hidrogen peroksida dan zat pengelantang yang bersifat
reduktor.
Sedangkan
bahan dari serat sintetik dan rayon asetat paling baik dikelantang dengan
natrium khorit (Textone) dalam suasana asam. Rayon asetat dapat pula
dikelantang dengan natrium hipokhlorit dalam suasana asam.