Cara Pembakaran
Uji
pembakaran ini adalah cara yang paling tua untuk identifikasi serat. Golongan
serat dapat diperkirakan secara umum dengan cara ini dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan untuk campuran serat.
Alat yang
dipakai untuk pemeriksaan cara pembakaran ini hanyalah nyala api. Nyala api
yang baik adalah nyala api yang diperoleh dari pembakar bunsen yang menggunakan
bahan bakar gas (lihat gambar 1 – 3). Korek api merupakan sumber yang tidak
baik, sebab korek api sendiri mengeluarkan bau yang keras, yang akan mengganggu
bahan yang diperiksa.
Serat
yang akan diperiksa dibuat kira-kira sebesar benang Ne1 10 dengan panjang 4 – 5
cm dan diberi puntiran. Contoh serat didekatkan pada api dari samping
perlahan-perlahan. Diamati apakah bahan waktu dekat api meleleh, menggulung
atau terbakar mendadak.
Pada saat
serat menyala, perhatikan di mana terjadinya nyalat api. Bila nyala api sudah
padam, maka segera dicatat bau dari gas yang dikeluarkan oleh serat yang
terbakar itu. Perlu dicatat apakah serat mengeluarkan asap atau tidak. Akhirnya
perlu dicatat pula banyaknya, bentuknya, warnanya dan kekerasan dari abu sisa
pembakaran.
Bila
serat terbakar cepat, meninggalkan abu berbentuk serat dan berbau seperti
kertas terbakar, maka keadaan ini menunjukkan serat selulosa.
Bila
serat tidak terbakar sama sekali maka keadaan ini menunjukkan serat gelas atau
asbes.
Bila
serat terbakar tanpa ada abu, berbau rambut terbakar meninggalkan bulatan kecil
hitam diujungnya, maka ini menunjukkan serat protein.
Bila bau yang
ditimbulkan sama tetapi tidak meninggalkan abu, maka ini adalah sutera.
Bila
serat meleleh dan membentuk bulatan kecil diujungnya tanpa berbau rambut
terbakar, maka keadaan ini menunjukkan serat dacron, asetat rayon, dynel atau
orion atau nylon. Bau seperti amida menujukkan nylon, bau segak dengan bulatan
kecil tak teratur menunjukkan dynel atau vinyon. Bau yang keras dan adanya
bulatan kecil tak teratur menunjukkan dacron atau saran.