Pembuatan
chip filament merupakan proses komersil untuk Polikondensasi dari Kaprolaktam
yang dibagi menjadi dua cara. Pertama adalah sebuah proses Otoklaf
dimana Kaprolaktam dipolikondensasikan dengan sebuah katalisator dibawah
tekanan dan suhu tinggi. Kedua adalah sebuah proses Kontinyu dimana Kaprolaktam
denga sebuah katalisator mengalir terus-menerus dalam sebuah pipa yang
dinamakan pipa VK dari proses tersebut tejadilah reaksi polimerisasi waktu
mengalir dan hasil polimernya mengalir keluar secara kontinyu.
Pertama-tama
yang disinggung dari proses ini adalah cara polimerisasi dengan Otoklaf.
Kaprolaktam mempunyai titik leleh sekitar 69o C, dibawah suhu
tersebut ia akan memadat. Bahan tersebut pada umumnya diangkut dari pabrik
pembuatnya dalam bentuk bubuk dari kristal berbentuk pipih dalam kantong
kertas
Dalam
Pabrik Polimerisasi, bubuk kaprolaktam dimasukkan kedalam bejana yang
dilengkapi dengan sebuah pengaduk. Air suling ditambahkan sebanyak 5-10% dari
jumlah kaprolaktam. Campurannya dipanaskan oleh uap yang dimasukka kedalam
jaket yang mengelilingi bajana, diaduk dan dilarutkan. Kedalamnya ditambahkan
bahan tambahan melalui saringan dan larutannya disuapkan kedalam otoklaf
polimerisasi yang udaranya telah dibersihkan oleh uap atau gas nitrogen.
Setelah selesai memasukkan kapolaktam yang mencair kedalam otoklaf, kemudian
ditutup dan dipanaskan pada suhu 250o-260o oleh uap yang
dimasukkan dalam jaket yang mengelilinginya. Selama pemanasan jika tekanannya
telah mencapai 6 dan 12 atm, tekanan diatur dengan membuka katup pelepas untuk
mengatur tekanan tersebut. Keadaan ini dipertahankan selama bebrapa jam,
kemudian tekanannya diturunkan secara berangsur. Selama proses ini kaprolaktam
terpolikondensasi dan membentuk polimer.
Reaksi
ini disebut polimerisasi pembukaan cincin. Polimerisasi ini digunakan untuk
mengubah kaprolaktam menjadi asam amino kaproat yang dikondensir
berangsur-angsur melalui reaksi dengan kaprolaktam lain untuk membentuk polimer
tinggi.
Setelah
polikondensasi selesai, ditambahkan gas nitrogen ke dalam otoklaf sampai
tekanan 3 atm atau lebih. Kemudian dengan membuka sebuah lubang dibawah
otoklaf, polimer diekstruksi keluar dalam bentuk sebuah ban atau beberapa
benang yang dipadatkan dalam air dan dipotong-potong menjadi ukuran panjang 5-8
mm x 5-8 mm, lebar 2 mm atau lebih dalam hal ban, atau 3 mm panjang x diameter 3mm atau lebih dalam hal
benang. Potongan-potongn kecil dari polimer yang diekstrudir masing-masing
disebut flake atau chip. (Sumber : Hartanto
Sugiarto N, Teknologi Tekstil, 1980, PT Pradnya Paramita, Jakarta.)